Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa. Berbagai kegiatan seperti bagaimana
membiasakan seluruh warga sekolah disiplin dan patuh terhadap peraturan
yang berlaku di sekolah, saling menghormati, membiasakan hidup bersih
dan sehat serta memiliki semangat berkompetisi secara fair dan
sejenisnya merupakan kebiasaan yang harus ditumbuhkan di lingkungan
sekolah sehari-hari.
Zamroni (2003:149) mengatakan bahwa
kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk
dalam perjalanan panjang sekolah disebut budaya sekolah. Budaya sekolah
dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf aministrasi, dan siswa
sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan
yang muncul di sekolah. Sekolah menjadi wadah utama dalam transmisi
kultural antar generasi.
Penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa kultur sekolah
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi dan motivasi siswa untuk
berprestasi, sikap dan motivasi guru serta produktivitas dan kepuasan
kerja guru. Untuk menciptakan kultur sekolah yang positif dibutuhkan
adanya kesadaran dan motivasi terutama dari diri masing-masing warga
sekolah. Guru sebagai ujung tombak di lapangan harus mampu memberikan
motivasi dan inspirasi bagi siswa khususnya.
Kebiasaan guru yang datang
tepat waktu dan melaksanakan tugas mengajar dengan baik, sikap dan cara
berbicara saat berkomunikasi dengan siswa dan unsur sekolah lainnya,
disiplin dalam melaksanakan tugas merupakan kebiasaan, nilai dan teladan
yang harus senantiasa dijaga dalam kehidupan sekolah.
Agar
kebiasaan-kebiasaan positif tersebut terpelihara dan mendarah daging
dalam diri seluruh warga sekolah yang selanjutnya diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari, dibutuhkan adanya “ sense of belonging” atau rasa memiliki terhadap sekolah.
0 Comments